Meraih Kembali Kejayaan Islam

Meraih Kembali Kejaan Islam

(Khutbah Jum'at di Pondok Pesantren  Mu'adz bin Jabal

Kejayaan Islam dan umatnya adalah harapan yang harus ada dalam benak semua orang yang mengaku benar-benar beriman kepada Allah Ta’ala dan hari kemudian. Karena di antara perkara yang bisa membatalkan keislaman seseorang adalah merasa senang dengan kejatuhan dan kemunduran agama Islam dan justru tidak mengharapkan kejayaan dan ketinggian Islam tersebut. Sebagaimana termasuk konsekwensi keimanan seorang muslim adalah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh saudaranya sesama muslim, dengan turut merasa prihatin dan berduka atas semua penderitaan yang mereka alami, kemudian berusaha membantu meringankan beban mereka, minimal dengan berdo’a, serta berusaha mencari jalan keluar terbaik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “


مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam kecintaan dan kasih sayang di antara mereka adalah seperti satu badan, jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh (anggota) tubuh lainnya ikut merasakan (sakit tersebut) karena susah tidur dan demam“.
Dalam hadits shahih lainnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidaklah sempurna keimanan seseorang sampai dia menyukai (kebaikan) untuk saudaranya (sesama muslim) sebagaimana dia menyukai (kebaikan tersebut) untuk dirinya sendiri“.

Bukan merupakan rahasia lagi, apa yang kita dengar dan saksikan pada jaman sekarang ini, yaitu kondisi yang memprihatinkan dan penderitaan yang menimpa kaum muslimin di berbagai penjuru dunia saat ini, berupa penindasan, penganiayaan, penghinaan dan lain-lain. Semua ini seolah-olah mengesankan bahwa agama Islam ini bukanlah agama yang tinggi dan mulia, dan tidak adanya pertolongan dari Allah Ta’ala kepada kaum muslimin, sehingga mereka tidak memiliki daya dan kekuatan untuk menghadapi musuh-musuh mereka.

Padahal dalam banyak ayat Al Qur’an, Allah ta’ala menegaskan bahwa ketinggian, kemuliaan dan kejayaan serta pertolongan dari-Nya hanyalah peruntukkan-Nya bagi agama-Nya yang benar dan bagi orang-orang yang berpegang teguh dengan agama ini.

Allah Ta’ala berfirman,

{هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ}

Dialah (Allah Ta’ala) yang mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya (agama itu) atas semua agama (lainnya), walupun orang-orang musyrik tidak menyukainya“. (QS At Taubah:33, dan QS Ash Shaff:9).

Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,

{وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لا يَعْلَمُونَ}

…Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, milik Rasul-Nya dan milik orang-orang yang beriman, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahaminya” (QS Al Munaafiquun:8).

Juga dalam firman-Nya,

{وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ}

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu (benar-benar) beriman” (QS Ali ‘Imraan:139).

Pada ayat yang telah dibacakan, Allah telah menjanjikan kemulian dan ketinggian islam dan ummatnya, akan tetapi realita yang kita saksikan saat ini berbanding terbalik dengan apa yang telah Allah janjikan, apakah Allah telah mengingkari janji, sekali-kali tidak sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik penepat janji. Allah berfirman

{وَعْدَ اللَّهِ لا يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ{


(Sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”

{وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثاً{

Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah

Sekarang yang menjadi pertanyaannya, apa yang menyebabkan kemunduran umat ini, dan muncul rasa takut dalam diri mereka?, Padahal Allah telah menjanjin ketinggian dan kemulian kepada agama islam dan ummatnya, kemunduran ummat islam bukan dikarenakan lemahnya ekonomi, atau lemahnya militer, bukan juga dengan sedikitnya ummat islam saat ini, kemunduran ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh diri mereka sendri, mereka menjauh dari tauhid dan tidak menegakkan hak utama Allah dalam tauhid serta masih banyak praktek kesyirikan yang mereka lakukan, dan menjauh dari agama Allah

Dalam Al-Quran sangat jelas, bahwa penyebab rasa takut dalam ummat ini adalah kesiyirikan menyekutukan Allah sebagaimana rasa takut yang ditimpakan kepada orang kafir

Allah Ta’ala berfirman,

سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً

Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut/gentar (menghadapi orang-orang beriman), disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu.” (QS. Ali ‘Imraan: 151).

Dalam ayat ini sudah sangat jelas apabila tidak ada tauhid dan aqidah yang benar, serta menyekutukan Allah adalah sebab hati terserang penyakit takut, yang Rasulullah sebut sebagai Wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati, apabila hati sudah cinta pada dunia dan takut akan kematian yang menyebabkan perpishan dengan dunia yang dicintai, maka perkara agama berangsur-angsur akan hilang, dan pasti akan menjauh dari agama Allah.

Jita ummat ini sudah menjauh dari agama Allah, maka kemunduran dan kehinaan yang akan mereka dapatkan, hal ini telah Rasullah wanti-wanti bagi umatnya

Rasulullah bersabda

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرَعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُم

“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah, dan kalian telah disibukkan memegang ekor-ekor sapi, dan telah senang dengan bercocok tanam dan juga kalian telah meninggalkan jihad, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan kuasakan/ timpakan kehinaan kepada kalian, tidak akan dicabut/ dihilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian’.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah).

Ketika agama telah ditinggalakan, maka kehinaan, kemunduran, dan berbagai penderitaan yang akan didapatkan

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Ketika kita sudah mengetahui penyebab kemunduran ummat ini, maka yang harus kita lakukan yaitu berusaha mengembalikan keyaan islam dan ummatnya, dengan cara yang telah Allah tetapkan, Sementara itu, kita dapati sebagian kaum muslimin saat ini banyak yang melakukan cara-cara dengan mengatasnamakan upaya mengembalikan kejayaan umat, yang tidak ada dasarnya sama sekali, mereka inilah yang justru malah menambah kesengsaraan dan kerusakan.

Satu - satunya cara untuk mengembalikan kemuliaan dan kejayaan islam dan ummatnya adalah dengan kembali kepada aqidah dan tauhid yang benar, serta kembali kepada agama Allah, karena kemuliaan dan kejayaan ummat islam terletak pada agamanya, uumar pernah berkata

إِنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالْإِسْلَامِ، فَلَنْ نَبْتَغِيَ الْعِزَّةَ بِغَيْرِهِ.

“Sesungguhnya kami kaum yang telah dimuliakan Allah dengan Islam, maka tidak layak bagi kami meminta kemuliaan yang lain”

Barang siapa mencari kemuliaan selain dari islam maka dia akan di hinakan oleh Allah.

Bagai mana cara kembali kepada agama Allah yaitu dengan menuntun dan mempelajari agama ini, kemudian mengamalkannya serta mendakwakannya, inilah bentuk kembali kepada agama Allah, karena dengan menuntun dan mempelajari kemudian mengamalkannya serta mendakwahkannya adalah bagian dari menolong agama Allah yang merupakan syarat di tolongnya kita oleh Allah, bukan kah Allah mengatakan

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu’

Sudah kah syarat ini kita amalkan, sebulum kita berangan-angan dan berandai-andai, menuntut ilmu agama serta mengamalkannya harus dimulai oleh diri kita sendri terlebih dahulu, baiknya pribadi - pribadi ummat ini adalah kunci dari kemuliaan dan kejayaan ummat ini Allah berfirman

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Disampaikan oleh
Muhammad Jihadul Islam
Beliau adalah salah satu staf pengajar Pondok Pesantren Mu'adz bin Jabal Lombok

 

[left_sidebar]


Artikel terkait (Khutbah)


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url