Fawaid Hadist Seputar Puasa Pada Kitab Bulugul Maram.
Fawaid Hadist Seputar Puasa Pada Kitab Bulugul Maram.
Alhamdulillah beberapa pekan lagi kita akan memasuki bulan yang mulia, bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan, yang mana di bulan ini allah mewajibkan bagi kita untuk berpuasa selama satu bulan penuh, akan tetapi sebelum kita memasuki bulan yang mulia ini alangkah pentingnya kita memepelajari terlebih dahulu hukum-hukum seputar puasa, supaya kita bisa menjalankan ibadah puasa sesuai dengan tuntunan rasulullah صلى الله عليه وسلم. Untuk itu in sya allah kita akan membahas hadist-hadist seputar puasa pada kitab Bulugul Maram yang di karang oleh Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani- rahimahullah-.
كتاب الصيام
1. Pengertian puasa
- Puasa secara bahasa artinya امساك (menahan)
- Adapun secara istilah yaitu menahan diri dari makan, minum, bersetubuh dan semua yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajr sampai tenggelam matahari disertai dengan niat.
2. Rukun puasa
Mengetahui rukun puasa sangatlah penting, karna apabila kita meninggalkan salah satu rukun puasa maka puasa kita tidaklah sah, sebagaimana kita meninggalkan salah satu rukun shalat maka shalat kita tidaklah sah.
Dari pengertian puasa diatas kita bisa mengambl rukun-rukun puasa sebagai berikut:
a. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum,bersetubuh dll –in sya allah kita akan ambil pembehasan secara terperinci tentang pembatalan puasa pada babnya- mulai dari terbitnya fajr shodiq sampai tenggelam matahari. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala :
قال الله تعالى: (فالآنَ باشِرُوهُنَّ وابْتَغُوا ما كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وكُلُوا واشْرَبُوا حَتّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الفَجْرِ ثُمَّ أتِمُّوا الصِّيامَ إلى اللَّيْلِ) [البقرة ١٨٧]
Artinya : “(maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah di tetapkan allah bagimu, makan dan minumlah hingga jelas bagimu(perbedaan) antara benang putih dan benang hitam yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.)” Q.S Al baqarah: 187
b. Berniat, niat termasuk amalan hati bukan amalan lisan, jadi tidak perlu dilafadzkan karna rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak pernah melafadzkan niat, cukup kita berniat didalam hati.
Seseorang yang ingin puasa ramadhan hendaknya dia berniat pada malam hari sebelum terbit fajar shodiq, karna apabila dia berniat setelah terbit fajar shodiq maka puasanya tidak sah. Sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :
عن حفصة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : "( من لم يبييت الصيام قبل الفجر فلا صيام له )" رواه النسائي
Artinya : dari Hafsah bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda : “(Barang siapa belum berniat puasa pada malam hari maka tidak ada puasa baginya)” H.R An Nasa’i.
3. Hukum puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim yang balig, berakal dan tidak ada udzur yang memperbolehkannya untuk tidak berpuasa seperti sakit, sedang perjalanan, haid, nifas dll. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala :
قال الله تعالى : "(يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)" البقرة : 183
Artinya : “(Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,)” Q.S Al Baqarah: 183
Puasa juga termasuk salah satu rukun islam yang lima, sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ “
Dari Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji (ke Baitullah); dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 8; Muslim, no. 16]
Bahkan diancam siksaan yang sangat pedih di neraka bagi setiap orang yang tidak berpuasa atau membatalakan puasanya tanpa ada udzur. Sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم
وعن أبي أمامة الباهلي رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : "( بينا أنا نائم أتاني رجلان فأخذا بضبعي فأتيا بي جبلا وعرا فقالا اصعد فقلت إني لا أطيقه فقالا إنا سنسهله لك فصعدت حتى إذا كنت في سواء الجبل إذا بأصوات شديدة قلت ما هذه الأصوات قالوا هذا عواء أهل النار ثم انطلق بي فإذا أنا بقوم معلقين بعراقيبهم مشققة أشداقهم تسيل أشداقهم دما قال قلت من هؤلاء قالا الذين يفطرون قبل تحلة صومهم )" رواه ابن خزيمة وابن حبان في صحيحيهما
Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “(Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.: “Ketika aku tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang dhahaya[1], membawaku ke satu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata, “Naik”. Aku katakan, “Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, ‘Kami akan memudahkanmu’. Akupun naik hingga sampai ke puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Akupun bertanya, ‘Suara apakah ini?’. Mereka berkata, ‘Ini adalah teriakan penghuni neraka’. Kemudian keduanya membawaku, ketika itu aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki di atas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya, ‘Siapa mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka)” H.R Khuzaimah dan Ibnu Hibban di kitab shahihnya
Abu Faqih