Tips agar tidak menyesal ketika di tinggal bulan Ramadhan bagian 1
Terkadang di penghujung bulan Ramadhan atau setelah berlalunya bulan Ramadhan sering muncul penyesalan pada diri kita atas kurangnya kita dalam memanfaatkan bulan yang mulia tersebut untuk perbanyak amal salih, yang mana seharusnya di bulan inilah kesempatan bagi kita untuk memperbanyak amal salih karna di bulan ini semua pintu surga di buka, semua pintu neraka ditutup dan syetan dibelenggu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ) متفق عليه
”(Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.)” Muttafaqun ‘alaih
Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits diatas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.”
Sebelum munculnya penyesalan tersebut, maka perlu bagi kita untuk mencegahnya dari sekarang dengan mengetahui tips untuk menghindarinya.
Tips supaya tidak menyesal di tinggal Ramadhan
1. Menjaga syarat sahnya ibadah
Supaya ibadah yang kita lakukan selama bulan ramadhan tidak sia-sia, maka perlu bagi kita untuk mengetahui syarat sahnya ibadah, supaya kita tidak menyesal setelah berlalunya bulan ramadhan karna ibadah yang kita lakukan ternyata tidak sah. Adapun syarat sah ibadah ada dua:
- Mengikhlaskan niat hanya kepada Allah
Hendaknya kita memperhatikan dan menjaga niat kita selama beribadah, kita ikhlaskan hanya kepada Allah. Apabila niat ibadah ditunjukkan kepada selain Allah, seperti shalat, puasa, sedekah dll maka akan terjerumus kepada kesyirikan dan kesyirikan bisa menghapus pahala dari ibadah yang kita lakukan, sebagaimana firman Allah ta’ala: وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi.)” az Zumar /65
- Ittiba’ ( mengikuti tata cara rasulullah –shallallhu ‘alaihi wasalam- dalam beribadah)
Nabi kita Muhammad –shallallhu ‘alihi wasalam- diutus untuk mengajarkan kepada kita tata cara beribadah dengan benar sesuai yang diinginkan oleh Allah ta’ala. Wajib bagi kita dalam beribadah mengikuti tata cara nabi kita –shalallahu ‘alaihi wasalam- sehingga ibadah yang kita kerjakan di terima Allah atau sah. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala: وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan juga sebagaimana hadist dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Bersambung......