Nasihat indah salafus shalih kepada para pemuda

 


وَمِنْ وَصَايَا السَّلَفِ لِلشَّبَابِ:

Diantara wasiat salaffushalih untuk para pemuda adalah : 

مَا وَرَدَ عَنِ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ كَثِيرًا مَا كَانَ يَقُولُ:

Perkataan  al-Hasan al-Bashri yang beliau sering kali berkata:

«يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، عَلَيْكُم بِالْآخِرَةِ فَاطْلُبُوهَا؛

"Wahai para pemuda, hendaklah kalian (fokus) kepada akhirat, maka carilah ia;"

فَكَثِيرًا رَأَيْنَا مَنْ طَلَبَ الْآخِرَةَ فَأَدْرَكَهَا مَعَ الدُّنْيَا،

Karena sering kali kami melihat orang yang mencari akhirat, maka ia pun mendapatkan akhirat itu beserta dunia

وَمَا رَأَيْنَا أَحَدًا طَلَبَ الدُّنْيَا فَأَدْرَكَ الْآخِرَةَ مَعَ الدُّنْيَا.

Dan kami tidak pernah melihat seorang pun yang mencari dunia, lalu ia mendapatkan akhirat bersama dunia.

وَهَذَا تَنْبِيهٌ عَظِيمٌ جِدًّا مِنَ الْإِمَامِ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ إِلَيْهِ لِلشَّابِّ

Dan ini merupakan peringatan ( nasehat) yang sangat agung dari Imam al-Hasan al-Bashri kepada para pemuda,

بِأَنْ يَجْعَلَ هَمَّهُ الْآخِرَةَ، وَأَنْ يَعْتَنِيَ بِتَحْصِيلِهَا،

Agar seseorang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, dan agar seseorang bersungguh-sungguh dalam meraihnya,

وَشُغْلَ وَقْتِهِ بِمَا يُقَرِّبُهُ مِنْ رَبِّهِ؛

Dan menyibukkan waktunya dengan sesuatu yang mendekatkannya kepada Rabb-nya;

فَإِنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَإِنَّ اللَّهَ يَمُنُّ عَلَيْهِ بِنَصِيبِهِ وَحَظِّهِ مِنَ الدُّنْيَا.

Maka jika ia melakukan hal itu, niscaya Allah akan menganugerahkan kepadanya bagian dan rezekinya dari dunia.

وَلَا يُفْهَمْ مِمَّا تَقَدَّمَ أَنَّ الْإِنْسَانَ يَتْرُكُ تَحْصِيلَ مَا يُقِيمُ دُنْيَاهُ وَرِزْقَهُ وَمَسْكَنَهُ وَمَلْبَسَهُ،

Namun tidaklah dipahami dari penjelasan sebelumnya bahwa berarti seseorang harus meninggalkan usaha untuk memenuhi kehidupan dunianya, rezekinya, tempat tinggalnya, dan pakaiannya 

وَيَبْقَى عَالَةً عَلَى الْآخَرِينَ،

Lalu ia hidup menjadi beban bagi orang lain 

(sekali kali tidak-pent).

بَلْ لَا يَضُرُّ الْمُسْلِمَ أَنْ يَعْمَلَ وَيَكْدَحَ وَيَحْصُلَ الْمَالَ – وَلَوْ أَصْبَحَ الْمَالُ عِنْدَهُ كَثِيرًا –

Bahkan tidak mengapa seorang Muslim bekerja, bersungguh-sungguh, dan mendapatkan harta – meskipun hartanya menjadi banyak –

لَكِنِ الَّذِي يَضُرُّهُ أَنْ تَكُونَ الدُّنْيَا هَمَّهُ وَبُغْيَتَهُ وَمَقْصِدَهُ وَمَبْلَغَ عِلْمِهِ،

Tetapi yang akan  membahayakannya adalah ketika dunia menjadi tujuan hidupnya, dunia menjadi ambisinya, maksud utamanya, dan puncak ilmunya.

كَمَا جَاءَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فِي دُعَائِهِ

Sebagaimana hadits  dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau dahulu  berdoa:

«وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا».

_"Ya Allah janganlah Engkau menjadikan dunia sebagai tujuan terbesar dalam hidup  kami dan puncak ilmu kami."_

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيْضًا:

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

«إِنَّكَ إِنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ، خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ».

_"Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan, itu lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin meminta-minta kepada manusia."_

فَمَنْ جَعَلَ هَمَّهُ الْآخِرَةَ؛ جَمَعَ اللَّهُ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ؛

_Maka barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, Allah akan menyatukan urusannya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina (takluk)._

لَكِنْ مَنْ جَعَلَ هَمَّهُ الدُّنْيَا؛ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ،

_Namun barang siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, Allah akan menjadikan kefakiran di antara kedua matanya,_

وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كَتَبَهُ اللَّهُ لَهُ.

_Dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali dari apa yang telah Allah tetapkan untuknya._

(Lihat Kitab min Washooya As salaf lisy syabab Halaman 14-15 oleh Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al Badr)*

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url